Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI), menguat ke level tertinggi dalam hampir dua pekan pada perdagangan Kamis (23/10/2025) waktu setempat. Kenaikan harga ini terjadi setelah pemerintahan Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak besar Rusia.
Mengutip laporan Reuters, harga WTI diperdagangkan di sekitar US$ 60,70 per barel pada pukul 13.10 WIB. Langkah sanksi tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap potensi pengetatan pasokan global, yang kemudian mendorong harga minyak lebih tinggi.
Pemerintah AS menuding Rusia tidak berkomitmen untuk mengakhiri perang di Ukraina, sehingga memutuskan untuk menargetkan Lukoil dan Rosneft, dua perusahaan minyak terbesar negara tersebut.
“Karena Presiden Putin menolak mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini, kami menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak utama Rusia yang mendanai mesin perang Kremlin,” ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Rabu (22/10/2025).
Sanksi baru ini diumumkan hanya sehari setelah rencana pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin ditunda.
Selain faktor geopolitik, data permintaan minyak yang positif di AS juga turut memperkuat harga. Berdasarkan laporan Administrasi Informasi Energi (EIA), persediaan minyak mentah AS turun 961.000 barel untuk pekan yang berakhir 17 Oktober, berbanding terbalik dengan peningkatan 3,524 juta barel pada pekan sebelumnya. Padahal, pasar sebelumnya memperkirakan kenaikan sekitar 1,8 juta barel.
Meski demikian, sebagian analis menilai potensi kenaikan harga minyak masih terbatas akibat kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan global. OPEC+ tetap melanjutkan rencana peningkatan produksi, sementara Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan surplus minyak mentah global mencapai hampir 4 juta barel per hari pada 2026.
sumber : fxstreet
Bagikan Berita Ini