• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Harga Emas Jatuh Drastis Usai Cetak Rekor Tertinggi Sehari Sebelumnya

Harga emas global merosot lebih dari 5% pada perdagangan Selasa (21/10/2025) waktu setempat, mencatat penurunan harian terdalam dalam lima tahun terakhir. Koreksi tajam ini terjadi hanya sehari setelah logam mulia tersebut mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).

Emas spot ditutup turun 5,3% ke level US$ 4.124,86 per troy ons — posisi terendah dalam sepekan. Penurunan ini menjadi yang paling signifikan sejak Agustus 2020, menandai berakhirnya reli panjang yang sempat mengangkat harga emas ke puncak sejarah.

Mengutip laporan Reuters, sehari sebelumnya harga emas sempat mencapai rekor baru di US$ 4.381,18 per troy ons, dengan lonjakan sekitar 60% sejak awal tahun. Kenaikan tersebut ditopang oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed), serta pembelian besar-besaran oleh sejumlah bank sentral di dunia.

“Investor terus memburu emas hingga kemarin, namun volatilitas harga yang sangat tinggi dalam sepekan terakhir mendorong kehati-hatian dan memicu aksi ambil untung jangka pendek,” ujar analis logam independen Tai Wong.

Kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,4% turut menekan harga emas, sebab penguatan dolar membuat logam mulia menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.

Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, menambahkan bahwa meningkatnya minat terhadap aset berisiko di pasar global awal pekan ini menjadi salah satu faktor yang menekan permintaan terhadap instrumen safe haven seperti emas.

Sementara itu, analis Citi memperkirakan, kemungkinan berakhirnya penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown) serta potensi tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China dapat menahan volatilitas harga emas dalam dua hingga tiga pekan mendatang.

Pelaku pasar kini menanti rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat untuk bulan September yang sempat tertunda akibat shutdown. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi tahunan sebesar 3,1%. Selain itu, pasar juga memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan pekan depan.

Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas biasanya mendapatkan keuntungan di tengah tren suku bunga rendah karena biaya peluang untuk memilikinya menjadi lebih kecil.

Sumber: investor.id

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?