• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

The Fed Tetap Tahan Suku Bunga, Tak Terpengaruh Tekanan Politik

Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25–4,5% pada Rabu (30/7/2025), meskipun mendapat tekanan dari Presiden AS Donald Trump yang mendesak pemangkasan secara agresif.

Keputusan tersebut diambil melalui pemungutan suara dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC), dengan hasil 9 suara menyetujui dan 2 menolak. Dari total 12 anggota komite, satu anggota, Gubernur Adriana Kugler, tidak hadir karena alasan pribadi.

Dua suara penolakan datang dari Gubernur Michelle Bowman dan Christopher Waller, yang menilai inflasi sudah cukup stabil dan kondisi pasar tenaga kerja mulai melemah, sehingga pemangkasan suku bunga dianggap perlu. Ini menjadi pertama kalinya sejak 1993 lebih dari satu anggota dewan gubernur menyatakan ketidaksetujuan terhadap keputusan suku bunga.

Dalam pernyataan resmi pascarapat, The Fed menegaskan hanya terjadi sedikit perubahan dalam pandangan mereka terhadap kondisi ekonomi. Dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi melambat pada paruh pertama tahun ini, meskipun tingkat pengangguran tetap rendah dan pasar tenaga kerja masih kuat. Inflasi, menurut The Fed, masih berada pada tingkat yang relatif tinggi.

Pernyataan ini mencerminkan pandangan yang lebih hati-hati dibandingkan pertemuan bulan Juni, di mana saat itu The Fed menyebut pertumbuhan ekonomi berlangsung dalam laju yang solid dan ketidakpastian telah menurun. Kini, ketidakpastian dinyatakan masih tinggi.

Perlambatan ekonomi memberi ruang bagi wacana pemangkasan suku bunga, namun The Fed belum menyatakan dukungan eksplisit terhadap opsi tersebut. Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan belum ada keputusan terkait langkah suku bunga pada pertemuan bulan September. Ia menyatakan bahwa keputusan akan bergantung sepenuhnya pada data ekonomi yang akan datang.

Powell juga menyoroti potensi dampak tarif terhadap inflasi dan menekankan bahwa The Fed akan menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang tetap stabil. “Kami tidak ingin lonjakan harga sesaat berkembang menjadi inflasi yang menetap,” tegasnya.

Setelah pernyataan tersebut, proyeksi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga pada September turun dari 64% menjadi 46%, berdasarkan data CME FedWatch. Sementara itu, proyeksi internal The Fed pada pertemuan Juni lalu masih menunjukkan kemungkinan dua kali pemangkasan tahun ini.

Menurut Jack McIntyre, manajer portofolio dari Brandywine Global, penolakan dua gubernur tersebut bukan hal mengejutkan. Ia menilai perbedaan pendapat lebih pada waktu kebijakan, bukan arah kebijakannya. McIntyre tetap memperkirakan pemangkasan suku bunga akan terjadi pada September, selama data ketenagakerjaan Juli–Agustus tidak menunjukkan kejutan besar.

Di sisi lain, Presiden Trump kembali melontarkan kritik terhadap The Fed dan menyebut Powell sebagai “terlambat bertindak.” Trump mendesak penurunan suku bunga hingga 3 poin persentase demi meringankan beban utang negara dan mendorong sektor properti.

Trump bahkan sempat mempertimbangkan untuk memecat Powell—meskipun langkah itu dianggap ilegal—dan kini mulai meredakan ancaman tersebut. Selain itu, pemerintahan Trump juga mengkritik The Fed atas lonjakan biaya renovasi gedung, yang dibela Powell sebagai dampak inflasi harga material sejak proyek dimulai.

Di tengah situasi tersebut, Departemen Perdagangan AS merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2025 yang tumbuh 3%, jauh di atas ekspektasi. Pertumbuhan ini sebagian besar berasal dari penyesuaian pasca lonjakan impor sebelum tarif baru diberlakukan. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih berada dalam kondisi yang cukup kuat.

Inflasi umum tercatat sebesar 2,1%, mendekati target 2% The Fed, sementara inflasi inti turun menjadi 2,5% dari kuartal sebelumnya.

“Kami sangat menghormati independensi The Fed, namun kami juga berharap mereka memperhatikan data terbaru. Ini bisa menjadi sinyal positif yang besar,” ujar Direktur Dewan Ekonomi Nasional, Kevin Hassett.

The Fed dijadwalkan menggelar pertemuan berikutnya pada akhir Agustus, dalam simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, yang biasanya menjadi panggung penting bagi pernyataan strategis Ketua Bank Sentral.

 

sumber : investor.id

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?