• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Aksi Profit Taking dan Gencatan Senjata Tekan Harga Emas ke Level di Bawah $4.000

Harga emas dunia mengalami penurunan tajam pada Kamis (9/10/2025), jatuh dari level psikologis US$ 4.000 per troy ounce. Tekanan terhadap logam mulia ini muncul akibat penguatan nilai dolar Amerika Serikat (AS) serta aksi ambil untung (profit taking) oleh para investor setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Harga emas spot ditutup turun 1,62% menjadi US$ 3.975,92 per ounce. Kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,5%, yang mendekati posisi tertinggi dalam dua bulan terakhir, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri karena dihargai dalam dolar.

“Banyak spekulan memilih mengamankan keuntungan setelah diberlakukannya gencatan senjata di Gaza, karena kondisi tersebut menurunkan ketegangan di kawasan yang selama ini dikenal rawan konflik,” ungkap analis logam independen Tai Wong.

Pada hari yang sama, Israel dan Hamas menandatangani perjanjian gencatan senjata yang menjadi tahap awal dari inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.

Menurut Wong, meskipun harga emas dan perak kemungkinan akan bergerak dalam fase konsolidasi, faktor-faktor utama yang telah mendorong kenaikan harga keduanya — seperti upaya diversifikasi cadangan devisa global dan meningkatnya utang pemerintah di banyak negara — masih relevan dan tetap mendukung prospek kenaikan jangka panjang.

Sehari sebelumnya, Rabu (8/10/2025), harga emas sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 4.059,01 per ounce. Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak sekitar 52%, dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, pembelian besar oleh bank-bank sentral, arus modal ke ETF, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, serta ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif.

Risalah rapat The Federal Reserve (The Fed) pada September mengungkapkan bahwa para pejabat menilai risiko terhadap pasar tenaga kerja cukup signifikan untuk mendukung pemangkasan suku bunga, meskipun tingkat inflasi masih tinggi.

Bank sentral AS sebelumnya telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan lalu, dan para pelaku pasar memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan tambahan — masing-masing pada Oktober dan Desember — dengan probabilitas masing-masing sebesar 95% dan 80%.

Sumber: investor.id

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?