Harga emas dunia mengalami pelemahan pada Kamis (11/9/2025), meski masih bertahan dekat level rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Harga emas turun tipis ke posisi US$ 3.628,16 per troy ons pada pukul 14.15 WIB. Saat ini, perhatian pasar tertuju pada rilis data inflasi konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) yang dipandang akan menjadi penentu arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Menurut Head of Global Macro Tastylive, Ilya Spivak, emas tengah berada dalam fase konsolidasi setelah kenaikan tajam sebelumnya, sembari menunggu petunjuk lebih lanjut dari data CPI. Jika inflasi AS tercatat lebih tinggi dari perkiraan, ada peluang dolar menguat sehingga logam mulia ini bisa terkoreksi dalam jangka pendek.
“Meski demikian, ruang penurunan emas diperkirakan terbatas karena pasar masih mengantisipasi pemangkasan suku bunga The Fed,” ungkapnya.
Data terbaru menunjukkan indeks harga produsen (PPI) AS justru turun 0,1% pada Agustus, berlawanan dengan estimasi pasar yang memprediksi kenaikan 0,3%.
Adapun jajak pendapat Reuters memperkirakan CPI AS naik 0,3% secara bulanan pada Agustus, lebih tinggi dibanding kenaikan 0,2% di Juli. Secara tahunan, inflasi diprediksi mencapai 2,9%, naik dari 2,7% pada periode sebelumnya.
Pasar kini menilai The Fed berpeluang besar memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan pekan depan. Bahkan, sebagian kecil pelaku pasar tidak menutup kemungkinan pemangkasan lebih agresif sebesar 50 bps, mengacu pada CME FedWatch Tool.
Secara umum, prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya memberikan dukungan bagi emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
sumber : investor.id
Bagikan Berita Ini