• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Asing Masih Getol Jualan, Akankah Rupiah Melemah Lagi?

Pada perdagangan kemarin, Senin (26/6/2023) mata uang Garuda ditutup melemah 0,13% secara harian menjadi Rp15.010/US$ di pasar spot.

Pelemahan ini meneruskan pergerakan akhir pekan lalu, Jumat (23/6/2023) di mana rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) masih terjerat di zona merah, turun 0,37% menjadi Rp14.990

Dengan demikian, sejak awal bulan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada di zona pelemahan sebesar 0,17%. Hanya sisa satu perdagangan lagi pada hari ini yang menjadi acuan bagaimana nasib rupiah selama satu bulan penuh pada Juni 2023.

Efek libur panjang Idul Adha yang semakin terasa pada pekan ini membuat pelaku pasar tak menutup kemungkinan akan ambil untung dahulu dalam jangka pendek. Dari pasar saham tercatat ada net sell oleh investor asing mencapai Rp113,53 miliar di seluruh pasar kemarin. Transaksi juga masih cenderung sepi, secara harian nilai transaksi hanya tercatat mencapai Rp7,48 triliun.

Sentimen pasar terutama dari eksternal juga masih menjadi pemberat yang mempengaruhi rupiah. Sejumlah data makro ekonomi dari AS, China, dan Eropa akan rilis pada pekan ini menjadi gambaran arah perkembangan ekonomi dan kebijakan suku bunga di masa depan.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan pelaku pasar cenderung wait and see. Selain itu, yang terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF) kemarin (26/6/2023) merilis laporan Article IV Consultation 2023 yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami moderasi di kisaran 5% pada 2023, setelah tumbuh 5,3% pada 2023.

Adapun, IMF menegaskan bahwa penurunan ini dipicu oleh lesunya permintaan dari partner dagang Indonesia. Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan menghadapi tekanan dari sisi permintaan domestik.

Kendati demikian, proyeksi moderasi pertumbuhan ekonomi oleh IMF masih senada dengan perkiraan Bank Indonesia, dimana rentang pertumbuhan ekonomi dalam 4,5% sd 5,3%.

Secara keseluruhan, IMF juga memproyeksi surplus neraca pembayaran diperkirakan akan meningkat secara bertahap yang mencerminkan peningkatan FDI dan kembalinya aliran masuk portofolio, dan sedikit peningkatan cadangan devisa. 

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah terpantau masih dalam tren naik yang menunjukkan pelemahan. Level psikologis di Rp15.000/US$ telah tertembus sehingga pada perdagangan kemarin, rupiah masih terjerat di zona merah turun 0,13% menjadi Rp15.010/US$. 

Dengan begitu, posisi Rp15000/US$ berubah menjadi posisi support yang perlu diperhatikan apabila pergerakan rupiah berbalik arah menguat. Sementara untuk posisi resistance yang perlu diperhatikan pada posisi Rp15.035/US$ yang diambil dari horizontal line high candle 21 Juni 2023. 

Dengan tren yang masih naik maka posisi resistance menjadi yang lebih perlu diwaspadai karena risiko pelemahan rupiah masih bisa berlanjut.

sumber:CNBC Indonesia

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?