• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Harga Emas Nggak Akan Terbang Selama Dunia Baik-Baik Saja

Harga emas perlahan mulai membaik meskipun banyak yang meragukan untuk terus menguat ke depan. Pada perdagangan Senin (10/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.924,99 per troy ons. Harganya menguat 0,04%.

Penguatan kemarin memperpanjang tren positif emas yang juga menguat 0,71% pada Jumat pekan lalu. Meski tipis, emas mampu menguat 0,71% dalam dua perdagangan terakhir.

Harga emas masih menguat tipis pada pagi hari ini. Pada perdagangan Selasa (11/7/2023) pukul 06:02 WIB, harga emas di pasar spot ada di posisi US$ 1.924,83 Harganya menguat sangat tipis 0,006%.

Meski menguat, harga emas diperkirakan akan sulit tetap menguat ke depan. Kencangnya ekspektasi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) membuat emas akan tertekan.

Pelaku pasar kini menunggu data inflasi AS untuk Juni yang akan keluar besok Rabu (12/7/2023).
Inflasi AS masih mencapai 4% (year on year/yoy) pada Mei 2023, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan target The Fed.
Jika inflasi masih kencang maka bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bisa semakin hawkish. Sebagai dampaknya maka dolar AS akan dicari dan menguat sementara emas terpuruk.

Baca:

 Kepada Pemilik Emas, Semoga Jantung Anda Sehat Pekan Ini

"Emas masih memiliki penopang kuat untuk bertahan di kisaran US$ 1.900. Namun, jika inflasi masih panas maka emas akan semakin tertekan sehingga harganya bisa jatuh ke US$ 1.848 per troy ons," tutur analis Kitco, Jim Wyckoff, dikutip dari Reuters.

Wyckoff mengatakan sulit berharap harga emas untuk melonjak jika The Fed masih hawkish. Satu-satunya cara agar harga emas melonjak adalah ketegangan geopolitik. Ketegangan geopolitik seperti perang atau saling serang pernyataan antara AS dan China memang kerap menopang harga emas.
pasalnya, emas adalah aset aman yang dicari saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik.
"Secara teknikal, harga emas masih akan bearish. Saya pikir emas membutuhkan letupan seperti ketegangan geopolitik untuk naik secara signifikan," imbuh Wyckoff.

 

SUMBER : CNBC INDONESIA 

 

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?