Harga minyak naik tipis pada pembukaan perdagangan Selasa (13/6/2023) setelah penurunan tajam kemarin hingga 4% karena kegelisahan menjelang pertemuan The Fed Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah WTI menguat hingga 0,57% ke posisi US$67,5 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka menguat hingga 0,58% ke posisi US$72,26 per barel.
Pada perdagangan Senin (12/6/2023), minyak WTI ditutup anjlok 4,35% ke posisi US$67,12 per barel sementara minyak brent juga anjlok 3,94% ke posisi US$71,84 per barel.
Harga minyak turun pada hari Senin setelah para analis menyoroti meningkatnya pasokan global dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan menjelang data inflasi utama AS dan pertemuan Federal Reserve AS akhir pekan ini.
Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyaknya pada Minggu pagi, mengutip pasokan yang lebih tinggi dari perkiraan akhir tahun ini dan hingga 2024.
Revisi datang pada awal minggu yang padat untuk Federal Reserve AS, yang akan bertemu pada hari Rabu. Sementara The Fed diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah bulan ini, investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan dilanjutkan bulan depan, ucap analis UBS Robert Yawger.
Kenaikan suku bunga The Fed telah memperkuat dolar, membuat komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan membebani harga.
"Pertemuan Fed dan tekanan inflasi tetap menjadi isu utama pasar minggu ini," ucap Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di A.S. Bank Asset Management.
"Semakin besar kemungkinan menahan suku bunga berarti investor akan mengikuti konferensi pers Ketua Fed Powell dengan cermat mengenai suku bunga," ucap Haworth.
Ada hal lain yang membebani pikiran investor, pemulihan permintaan minyak telah diredam di China, importir utama minyak mentah dan produk olahan.
"Permintaan China tidak menunjukkan tanda-tanda terwujud, dan bisa mencapai 2 juta barel per hari, jadi itu adalah jumlah yang signifikan. Pasti akan ada kekhawatiran bahwa OPEC dan IEA akan memangkas perkiraan permintaan mereka," ucap Yawger.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional masing-masing akan merilis pembaruan pasar bulanan mereka pada hari ini Selasa (13/6/2023).
Pekan lalu, baik Brent dan WTI membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut setelah data ekonomi China yang mengecewakan menghapus dorongan kenaikan harga dari janji Arab Saudi untuk memangkas produksi pada bulan Juli.
SUMBER:CNBC Indonesia
Bagikan Berita Ini