• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Harga Emas Tertekan, Bertahan di Bawah Level US$4.000 per Ons

Harga emas dunia merosot tajam hingga mencapai posisi terendah dalam tiga pekan terakhir pada Selasa (28/10/2025). Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya optimisme pasar terhadap kemajuan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip laporan CNBC International, membaiknya sentimen dagang kedua negara membuat minat investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) menurun. Kini, perhatian pelaku pasar beralih ke keputusan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang dijadwalkan diumumkan pekan ini.

Harga emas ditutup turun sebesar 0,73% ke posisi US$ 3.952,61 per ons, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 6 Oktober 2025.

Secara keseluruhan, sepanjang 2025 harga emas masih mencatatkan kenaikan lebih dari 51%, didorong oleh meningkatnya tensi geopolitik, kekhawatiran terhadap perang dagang, dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed. Namun, dukungan dari faktor-faktor tersebut mulai memudar seiring munculnya sinyal positif dari dialog antara Washington dan Beijing.

“Ketegangan perdagangan antara AS dan China tampak benar-benar mereda, dengan potensi tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat setelah rencana pertemuan Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump pekan ini. Kondisi ini menjadi tekanan bagi logam mulia seperti emas,” ungkap analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Dikabarkan bahwa tim ekonomi dari kedua negara telah merampungkan rancangan kesepakatan yang akan ditinjau langsung oleh Presiden Trump dan Xi Jinping dalam pertemuan pada Kamis (30/10/2025).

Optimisme terhadap meredanya konflik dagang tersebut turut mendorong penguatan pasar saham global. Indeks utama di Wall Street bahkan ditutup mencetak rekor tertinggi baru (all-time high/ATH) pada perdagangan Selasa.

Selain faktor dagang, fokus pasar juga tertuju pada hasil pertemuan kebijakan moneter The Fed yang berlangsung selama dua hari dan akan berakhir pada Rabu (30/10/2025). Bank sentral AS diprediksi akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Kendati demikian, arah harga emas ke depan masih menjadi perdebatan. Sebagian analis memperkirakan potensi kenaikan lanjutan masih terbuka, sementara yang lain menilai pasar perlu lebih berhati-hati.

Dalam forum tahunan London Bullion Market Association (LBMA), sejumlah peserta memperkirakan harga emas dapat menembus US$ 4.980 per ons dalam 12 bulan mendatang. Namun, lembaga seperti Citi dan Capital Economics justru memangkas proyeksi harga logam mulia tersebut pada awal pekan ini.

“Pasar emas saat ini berada dalam kondisi jenuh beli (overbought), sehingga koreksi harga yang terjadi merupakan hal yang wajar,” tulis Bank of America dalam laporannya. Bank tersebut memperkirakan harga emas berpotensi turun hingga kisaran US$ 3.800 per ons pada kuartal IV 2025.

sumber : investor.id

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?