Hari ini, nilai emas di pasar global kembali menunjukkan peningkatan. Hal ini terjadi di tengah konflik perdagangan yang melibatkan Amerika Serikat, China, Kanada, dan Meksiko. Data dari CNBC menunjukkan bahwa pada penutupan perdagangan Jumat (31/01), nilai emas global naik 0,25% menjadi US$2.801 per troy ons, mencapai puncak tertinggi sepanjang sejarah. Pada hari ini (03/02) pukul 06:00 WIB, nilai emas kembali naik sedikit 0,07% menjadi US$2.802,96 per troy ons, yang berarti nilai emas masih berada di posisi tertinggi sepanjang masa.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya menerapkan peningkatan tarif impor yang telah direncanakan sejak lama untuk barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Tarif ini diharapkan mulai berlaku pada Selasa, 4 Februari 2025. Pada hari Sabtu (01/02), Trump menandatangani perintah yang memberlakukan tarif 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada, serta tarif 10% untuk produk China.
Sementara itu, sumber energi dari Kanada akan dikenakan tarif 10%. Nilai perdagangan antara AS dan ketiga negara ini mencapai total US$ 1,6 triliun per tahun.
Tarif adalah bea yang dikenakan pada barang asing yang dibayar oleh importir AS. Kebijakan tarif ini umumnya ditentang oleh ekonom, dengan alasan bahwa tarif akan meningkatkan harga bagi konsumen domestik. Ekonom David Rosenberg, Kepala Strategi di Rosenberg Research, memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan agresif Trump dapat berakibat pada konsekuensi ekonomi yang serius. Namun, masih ada kemungkinan bahwa Trump dapat mencari cara untuk membatalkan atau menyesuaikan tarif tersebut.
Di tengah ketegangan perdagangan, nilai emas melonjak melewati level US$2.800 per troy ons, mencapai rekor tertinggi baru. Rosenberg melihat kenaikan emas sebagai respons langsung terhadap ketidakstabilan pasar. "Emas 100% berkorelasi secara proporsional dengan ketidakpastian. Dan ini adalah tingkat ketidakpastian tertinggi yang kita lihat dalam waktu yang lama."
Sebuah laporan baru dari Financial Times mengungkap bahwa para pedagang telah menarik emas senilai US$82 miliar dari brankas Bank of England, memindahkannya ke bursa Comex di New York dan brankas pribadi di AS. Perpindahan ini didorong oleh kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Trump pada akhirnya bisa mencakup emas. "Kedengarannya gila, tetapi tidak ada yang mustahil dengan pemerintahan ini," ujar Rosenberg.
Bagikan Berita Ini