Rupiah sempat menunjukkan peningkatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah ketidakpastian geopolitik terkait dengan kemungkinan batalnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Menurut CNBC, rupiah dibuka dengan peningkatan sebesar 0,46% menjadi Rp16.280/US, pada hari Jumat (17/1). Namun, hanya dalam empat menit setelah perdagangan dimulai,rupiah kembali ke posisi sebelumnya(16/1)yaitu Rp16.355/US.
Sementara itu, indeks dolar AS/DXY pada pukul 09:00 WIB menunjukkan penurunan tipis sebesar 0,04% menjadi 108,91. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan posisi sehari sebelumnya yang berada di angka 108,96.
Pergerakan rupiah hari ini masih tampak tidak stabil di tengah berita tentang kemungkinan batalnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Hal ini disebabkan oleh kabinet Israel yang akan melakukan pemungutan suara pada hari Jumat (17/1) mengenai kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera.
Dua anggota kabinet telah menyatakan penolakan terhadap gencatan senjata. Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben Gvir, bahkan mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan jika kesepakatan tersebut disetujui.
Di sisi lain, kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu pada hari Kamis menuduh Hamas telah melanggar beberapa bagian dari perjanjian perdamaian, meskipun Hamas menyatakan bahwa "tidak ada dasar" untuk tuduhan tersebut. Netanyahu bahkan berjanji akan menunda pemungutan suara kabinet hingga masalah ini diselesaikan.
Serangan terbaru dari Israel semakin meningkat dengan pengeboman di Gaza yang telah menyebabkan puluhan orang meninggal. Militer Zionis mengatakan telah menyerang 50 target di seluruh wilayah tersebut dalam 24 jam terakhir.
Bagikan Berita Ini