Harga emas sedikit naik setelah lonjakan 1% dalam perdagangan sebelumnya, dengan para pelaku pasar menantikan petunjuk ekonomi lebih lanjut dari Amerika Serikat dan perkembangan situasi di Timur Tengah. mengutip data CNBC menunjukkan bahwa pada Kamis (3/10) pukul 6.35 WIB, harga emas global di pasar spot adalah US$2.660,64 per troy ons, naik 0,11% dari harga penutupan sebelumnya. Penguatan dolar AS, yang merupakan alternatif investasi aman lainnya, juga mempengaruhi kenaikan harga emas. Dolar yang lebih kuat membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, mengatakan bahwa emas sedikit terjual karena penguatan dolar AS, tetapi masih banyak ketidakpastian dalam 24 jam ke depan yang membuat penjualan emas saat ini tidak tepat. Dia menambahkan bahwa harga emas bisa naik di atas $2.700 per ons jika Israel benar-benar menyerang Iran.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah naik lebih dari 28% dan masih mendekati rekor tertingginya di $2.685,42 per ons, didorong oleh kekhawatiran eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah, termasuk potensi serangan balasan oleh Israel. Emas dianggap sebagai investasi aman saat terjadi ketidakpastian politik dan biasanya menguat di lingkungan suku bunga rendah.
Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ, dalam sebuah catatan, mengatakan bahwa dalam jangka panjang, suku bunga riil akan menjadi faktor utama yang menggerakkan harga emas. Para pedagang memperkirakan ada peluang 61% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve AS pada bulan November.
Data terbaru menunjukkan bahwa sektor swasta AS menambah 143.000 pekerjaan pada bulan lalu, menurut laporan ADP National Employment. Saat ini, para pedagang menunggu data nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat, sambil memantau komentar dari pejabat Federal Reserve untuk petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan bank sentral.
Bagikan Berita Ini