Penurunan harga emas di pasar global yang telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut, meninggalkan level US$2.500. Penurunan ini terjadi di tengah penantian data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Pada perdagangan Selasa (3/9/), harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,26% di level US$2.492,76 per troy ons.
Pasar emas saat ini terpecah antara mereka yang menilai seberapa dalam potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September dan mengantisipasi pemangkasan lebih lanjut dalam pertemuan-pertemuan berikutnya. Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury berdampak negatif ke emas.
Para pelaku pasar melihat peluang sebesar 31% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan The Fed tanggal 17-18 September, dengan peluang sebesar 69% untuk pemangkasan seperempat poin. Investor juga akan mencermati laporan penggajian AS hari Jumat, lowongan pekerjaan JOLTS, dan laporan ketenagakerjaan ADP untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang strategi pemangkasan suku bunga The Fed.
Harga emas menuju tahun terbaiknya sejak 2020, didorong oleh optimisme investor tentang pemotongan suku bunga AS yang akan datang dan kekhawatiran yang berkepanjangan tentang konflik Timur Tengah. Para ahli strategi Bank of America (BofA) pada hari Selasa menegaskan kembali pandangan mereka bahwa harga emas dapat mencapai US$3.000 per troy ons di tahun depan.
CNBC
Bagikan Berita Ini