• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Gimana Sih, Emas Turun Tapi Masih Menguntungkan?

Harga emas pada perdagangan hari Rabu (24/7), meskipun nilai dolar Amerika juga menunjukkan penurunan. Fokus investor saat ini beralih ke data ekonomi Amerika yang akan dirilis di akhir pekan ini, yang diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang waktu penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika.

Menurut data dari CNBC, harga emas global turun 0,48% menjadi US$ 2.397,59 per troy ons pada perdagangan hari Rabu. Ini bertolak belakang dengan kenaikan 0,48% pada hari Selasa.

Namun, pada perdagangan Kamis pagi pukul 06:00 WIB, harga emas dunia menunjukkan kenaikan tipis 0,01% menjadi US$ 2.397,79 per troy ons.

Meski harga emas dan indeks dolar Amerika (DXY) menunjukkan penurunan, penurunan nilai dolar Amerika seharusnya menguntungkan emas karena konversi pembelian yang lebih murah akan meningkatkan permintaan.

"Indeks dolar Amerika yang lebih lemah, harga indeks saham Amerika yang lebih rendah, dan harga minyak mentah yang lebih tinggi, mendukung minat beli emas dan perak," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Penurunan nilai dolar Amerika seharusnya membuat emas lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Namun, tampaknya investor masih memilih untuk merealisasikan keuntungan mereka di emas.

Di sisi lain, penurunan harga emas sejalan dengan penurunan indeks Nasdaq Composite yang dipenuhi oleh perusahaan teknologi, yang jatuh drastis karena kekecewaan investor terhadap kinerja Alphabet (Google) dan Tesla.

Investor saat ini menunggu data awal dari produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal II-2024 yang dirilis hari ini dan data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) Amerika untuk periode Juni 2024 yang akan dirilis besok, untuk mendapatkan petunjuk tentang jalur penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika (Federal Reserve/The Fed).

Menurut CNBC, PDB diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9%. Jika laporan ini sesuai dengan prediksi, ini akan menandai peningkatan dari kenaikan 1,4% selama kuartal pertama.

Namun, ini akan menjadi perlambatan yang cukup mencolok dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2023, di mana PDB naik 4,9% pada kuartal ketiga dan 3,4% pada kuartal keempat.

Jika PDB Amerika mengalami peningkatan, maka kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed di bulan September akan semakin kecil.

Sementara itu, inflasi PCE Amerika masih diperkirakan melambat dan belum mencapai target 2% yang ditetapkan oleh The Fed.

"Hal utama yang membantu emas saat ini adalah ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin benar-benar memutuskan untuk melakukan pemotongan lebih awal dari September," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank, dikutip dari Reuters.

"Selain itu, pemotongan pajak impor emas dan perak oleh India juga membantu karena hal itu akan meningkatkan permintaan," tambah Gaffney.

India telah memotong bea masuk emas dan perak menjadi 6%, dari sebelumnya sebesar 15%.

Meski begitu, pasar masih optimis bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed masih dapat dimulai pada pertemuan September mendatang.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai pemangkasannya pada pertemuan September mendatang dengan probabilitas mencapai 93,3%.

Namun, suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya kesempatan memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

CNBC

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?