• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Penguatan Rupiah Terhadap Dolar AS Meski Dihantui Tekanan Penjualan Asing

Rupiah tampaknya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), meskipun masih ada tekanan penjualan asing yang signifikan. Menurut CNBC, pada penutupan hari Kamis (2/5), rupiah menguat sebesar 0,46% menjadi Rp16.180/US$. Posisi ini berhasil memutuskan tren penurunan rupiah yang berlangsung selama empat hari berturut-turut.

Salah satu faktor yang mendorong penguatan rupiah adalah penurunan indeks dolar AS (DXY). Pada pukul 15:05 WIB kemarin, DXY melemah 0,12% menjadi 105,633. Angka ini semakin menjauh dari level 106. Jika penurunan ini berlanjut, ada potensi ini bisa menjadi katalis bagi rupiah untuk menguat dan mendorong investor asing kembali ke pasar keuangan Indonesia.

Dari sisi domestik, pergerakan pasar keuangan dipengaruhi oleh angka inflasi Indonesia yang masih berada di bawah ekspektasi. Meski demikian, angka inflasi masih cenderung stabil dan terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2024 mencapai 0,25% secara bulanan. Sementara itu, inflasi tahunan mencapai 3,0% dan secara tahun kalender sebesar 1,19%. Tingkat inflasi bulanan pada April ini lebih rendah dari bulan sebelumnya dan dari posisi April 2023.

Konsensus pasar yang dikumpulkan oleh CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi April 2024 akan mencapai 0,33% dibandingkan bulan sebelumnya. Hasil polling juga memperkirakan inflasi tahunan akan berada di angka 3,08% pada April, angka ini lebih tinggi dibandingkan Maret 2024.

Sebagai catatan, inflasi pada Maret 2024 tercatat 3,05% tahunan dan 0,52% bulanan, sementara inflasi inti mencapai 1,77% tahunan. Pelaku pasar juga perlu memperhatikan tekanan penjualan asing yang masih besar, terutama setelah keputusan bank sentral AS atau the Fed untuk mempertahankan suku bunga di level tinggi.

Pada IHSG saja, asing tercatat jual bersih hingga lebih dari Rp2 triliun di pasar reguler pada hari kemarin. Jika diurutkan selama sebulan terakhir, asing sempat beli bersih di pasar reguler pada akhir April sekitar hampir Rp1 triliun, namun ini hanya terjadi selama satu hari di pasar reguler sementara sisa hari lainnya asing terus melakukan penjualan.

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, kini rupiah sudah mulai bergerak di bawah garis rata-rata selama 20 jam atau Moving Average/MA 20. Jika melihat tren kini mulai sideways dari rentang support Rp16.140/US$ yang diambil dari low candle intraday pada 24 April 2024, sekaligus dekat dengan

MA200. Kemudian sampai resistance di Rp16.285/US$ yang ditarik dari high candle intraday 10 April 2024.

Paling dekat, jika rupiah masih bisa mempertahankan gerak di bawah MA20, maka potensi penguatan ke support kemungkinan besar terjadi. Namun, tetap perlu diantisipasi jika ada pembalikan arah melemah.

CNBC

 

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?