Pergerakan harga minyak mentah hari ini menunjukkan variasi, setelah sebelumnya mengalami penurunan. Penurunan ini dipicu oleh pertimbangan investor terhadap keputusan The Federal Reverse (The Fed) AS yang memilih untuk mempertahankan suku bunga.
Dikutip dari CNBC, pada pembukaan perdagangan Kamis (21/3), harga minyak mentah WTI tercatat melemah sebesar 0,23% menjadi US$81,49 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah brent justru mengalami kenaikan sebesar 0,40% menjadi US$86,29 per barel.
Sehari sebelumnya, Rabu (20/3), harga minyak mentah WTI ditutup dengan penurunan signifikan sebesar 2,14% menjadi US$81,68 per barel.
Demikian pula, harga minyak mentah brent juga turun 1,64% menjadi US$85,95 per barel.
Harga minyak kembali melemah seiring dengan keputusan The Fed yang memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50% untuk kali kelima secara beruntun. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak yang berpotensi menekan harga.
The Fed juga menegaskan bahwa mereka akan menunggu data pendukung lebih banyak sebelum memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan. Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga ini sejalan dengan ekspektasi pasar.
Dalam pernyataannya, The Fed mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga belum layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak menuju 2%. Bank sentral AS tersebut menegaskan bahwa mereka akan mempertimbangkan penyesuaian suku bunga dengan mempertimbangkan data-data di masa depan.
Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi persnya, menghindari menjawab kapan The Fed akan mulai memangkas suku bunga. Dia menambahkan bahwa data-data di masa mendatang masih sulit untuk diprediksi. Namun, dia tidak menampik jika rencana pemangkasan suku bunga ada dalam agenda The Fed.
Bagikan Berita Ini