Negara tetangga Singapura mencatatkan ekonominya hanya tumbuh 1,1% pada 2023 lalu. Pemerintah negeri singa ini mengingatkan risiko geopolitik dunia bakal menimbulkan risiko terhadap perekonomian.
Hasil ini jauh di bawah kinerja perekonomian Indonesia.Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 bisa mencapai 5,05%.Dengan keberhasilan ini, PDB per kapita Indonesia mencapai Rp75 juta atau $4.919,7 pada tahun lalu.
Kinerja perekonomian Singapura sering dijadikan barometer keadaan perekonomian global. Sebab, perekonomian negara sangat bergantung pada perdagangan internasional.
Dikutip dari CNBC, kamis (15/2), Kementerian Perdagangan Singapura mengumumkan pertumbuhan ekonominya 1,1% di 2023. Angka ini lebih rendah dari estimasi yang pernah disampaikan Perdana Menteri, Lee Hsien Loong, yaitu 1,2%.
Angka pertumbuhan ekonomi Singapura lebih lambat dari performanya di 2022 yaitu 3,8% dan di 2021 sebesar 8,9%. Pada tahun ini, kementerian tersebut memprediksi ekonomi bakal tumbuh 1-3%.
Pertumbuhan ekonomi Singapura akan melambat pada tahun 2023 karena lemahnya permintaan global menyebabkan lemahnya ekspor. Hal ini terlihat pada contoh sektor manufaktur yang meningkat sebesar 2,7% pada tahun lalu namun diperkirakan akan turun sebesar 4,3% pada tahun 2023.
Pertumbuhan ekonomi dari negara pasar ekspor Singapura, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Eropa, pada semester I-2024 diperkirakan moderat. Akibat kondisi keuangan yang ketat.
Begitu pula dengan situasi perekonomian Tiongkok yang belum membaik secara signifikan.Risiko tekanan perekonomian global masih sangat tinggi. Terutama karena konflik antara Israel dan Hamas, serta perang antara Rusia dan Ukraina.
Kondisi masih tingginya suku bunga acuan di dunia juga akan memperlambat momentum kebangkitan perekonomian dunia.
Bagikan Berita Ini