Pada lajur perdagangan lalu, dolar indeks terapresiasi 0,24% di level 103,9 mendekati level tertinggi dari dua pekan lalu, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Pelaku pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 66% pada bulan Maret 2024, menurut alat CME FedWatch. Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung emas batangan yang tidak berbunga.
"Kami hanya memperkirakan harga (emas) akan naik selamanya menjadi US$2.100 per troy ons pada semester kedua tahun 2024, ketika The Fed mulai menurunkan suku bunganya," ujar Commerzbank dalam sebuah catatan kepada ReuterS, dikutip dari CNBC
Diketahui laporan ketenagakerjaan pada periode Oktober menunjukkan pasar tenaga kerja yang melemah di AS, dengan banyak sektor yang menunjukkan pertumbuhan minimal atau negatif karena perekonomian secara keseluruhan hanya menambah 150.000 lapangan kerja. Hal ini menandakan bahwa suku bunga yang lebih tinggi mengurangi permintaan akan pekerja.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Source : CNBC
Bagikan Berita Ini