Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sempat menemukan support sementara naik 0,50 % di kisaran US$ 62,69 per barel pada Rabu (1/10/2025) pukul 14.50 WIB, setelah anjlok hampir 4,4% dalam dua sesi perdagangan terakhir.
Harga minyak mendapat sedikit dorongan setelah OPEC+ membantah spekulasi bahwa mereka akan melipatgandakan peningkatan produksi pada pertemuan Minggu mendatang.
Bloomberg sebelumnya melaporkan, kartel minyak berencana mempercepat pengurangan pemangkasan produksi dengan menambah pasokan sekitar 500 ribu barel per hari (bph) mulai November. Angka ini jauh lebih tinggi dari jadwal kenaikan produksi saat ini, yakni 137 ribu bph pada Oktober. Jika benar terealisasi, kebijakan itu berpotensi memberi tekanan tambahan pada harga minyak.
Harga minyak dunia melemah pada awal pekan ini setelah Irak utara kembali melanjutkan ekspor dan OPEC+ memberi sinyal peningkatan produksi moderat untuk November. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran pasar akan potensi meluasnya kelebihan pasokan meskipun harga saat ini masih berada di level tinggi.
Analis komoditas Commerzbank, Barbara Lambrecht, menjelaskan bahwa turunnya harga dipicu dua faktor utama:
Ekspor Irak utara yang benar-benar dilanjutkan pada akhir pekan.
Sinyal peningkatan produksi OPEC+, di mana delapan negara anggota yang sebelumnya secara sukarela memangkas produksi berpeluang mengumumkan kenaikan pasokan baru pada pertemuan Minggu ini.
Menurut Lambrecht, Arab Saudi kemungkinan mendorong langkah tersebut untuk memperluas pangsa pasar, terutama karena harga minyak masih relatif tinggi. Namun, sama seperti bulan sebelumnya, tambahan produksi diperkirakan terbatas, yakni sekitar 137.000 barel per hari.
Meski tergolong kecil, tambahan pasokan ini berpotensi memperburuk kondisi kelebihan suplai yang sudah diantisipasi pasar.
sumber : fxstreet-id.com
Bagikan Berita Ini