Rupiah berhasil melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke bawah level psikologis Rp15.000/US$ karena sikap pasar sudah mulai priced in terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Selain itu hari ini, Jumat (28/7/2023) bakal ada sentimen Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang potensi jadi penopang.
Merujuk data Refinitiv, mata uang Garuda berhasil menguat 0,13% ke posisi Rp14.995/US$ pada perdagangan kemarin, Kamis (27/7/2023). Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan sebesar 0,16% pada hari sebelumnya.
Pasar keuangan RI hari ini bakal dihadapkan dengan sentimen DHE yang kembali mencuat karena akan ada pengumuman kebijakan DHE serta kinerja keuangan perusahaan. Indonesia juga akan meresmikan CFX sebagai Bursa Berjangka Aset Kripto yang diharapkan bisa meningkatkan minat berinvestasi di kripto.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan akan menggelar konferensi pers terkait aturan DHE Sumber Daya Alam (SDA). Konferensi pers diharapkan bisa memberi gambaran yang lebih jelas mengenai sistematika penyetoran DHE, konversi, serta sanksi yang akan diberikan kepada mereka yang membangkang.
Pemerintah sebelumnya sudah merilis aturan baru yakni Peraturan Pemerintah (PP) No.36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan, dan/atau pengolahan sumber daya alam. Peraturan ini akan menggantikan aturan sebelumnya PP No. 1 Tahun 2019.
Terdapat beberapa perubahan dalam aturan baru mengenai DHE sumber daya alam (SDA) ke dalam bank di dalam negeri. Di antara perubahan tersebut adalah eksportir wajib menyimpan minimal 30% dari DHE dalam sistem keuangan Indonesia selama jangka waktu tertentu.
Kebijakan DHE diharapkan mampu membawa pulang dolar AS hasil ekspor yang selama ini diparkir di luar negeri. Dengan demikian, pasokan dolar AS semakin banyak sehingga stabilitas nilai tukar rupiah terjaga.
Kendati demikian, tekanan eksternal masih bisa mengguncang pasar keuangan RI. Pasalnya beberapa data ekonomi AS terpantau masih berlari kencang. Semalam ada dua indikator ekonomi yang rilis yakni perhitungan pertumbuhan ekonomi terbaru serta klaim pengangguran.
Estimasi terbaru untuk pertumbuhan ekonomi terbaru AS tumbuh 2,4% secara kuartalan pada April - Juni 2023 (kuartal II-2023). Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 2% maupun ekspektasi di 1,8%. Ini menunjukkan ekonomi negeri Paman Sam tersebut masih positif dan jauh dari resesi.
Sementara data klaim pengangguran turun 7000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir 22 Juli 2023. Jumlah tersebut menjadi yang terendah dalam lima bulan terakhir dan meleset jauh dari ekspektasi pasar yang proyeksi naik ke 235.000.
Masih tingginya pertumbuhan ekonomi AS dan menurunnya klaim pengangguran menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Dua faktor ini menjadi sinyal jika inflasi AS bisa sulit turun ke depan.
Pergerakan rupiah secara teknikal dalam basis waktu per satu jam berhasil menguat, menembus ke bawah level psikologis Rp15.000/US$, dengan begitu posisi ini kembali menjadi resistance baru yang cukup kuat dan perlu diperhatikan apabila ada potensi pembalikan arah melemah.
Di sisi lain, penguatan mata uang Garuda terhadap dolar AS yang masih memungkinkan terjadi, bisa kita perhatikan pada posisi support Rp14.990/US$ sebagai target penguatan jangka pendek. Posisi tersebut berdasarkan horizontal line yang diambil dari low candle pada 25 Juli 2023
sumber:CNBC Indonesia
Bagikan Berita Ini