• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Minyak Bergejolak Menanti Keputusan The Fed

Harga minyak melemah pada pembukaan perdagangan Senin (24/7/2023) menjelang rapat Dewan Kebijakan Federal Reserve Amerika Serikat (FOMC) mengenai kebijakan suku bunga.

Harga minyak mentah WTI dibuka terkoreksi 0,08% di posisi US$77,01 per barel, harga minyak mentah brent juga dibuka turun 0,15% ke posisi US$80,95 per barel.

Sementara pada perdagangan Jumat (21/7/2023), minyak WTI di tutup melesat 1,90% ke posisi US$77,07 per barel, begitu juga minyak brent naik 1,80% ke posisi US$81,07 per barel.

Harga minyak melemah pada pembukaan perdagangan Senin karena para pelaku pasar menunggu isyarat kenaikan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Eropa, dengan pengetatan pasokan dan harapan stimulus China dapat menopang minyak Brent pada US$80 per barel.

Harga minyak mentah dunia masing-masing naik 1,5% dan 2,2% pada minggu lalu, kenaikan ini merupakan kenaikan minggu keempat berturut-turut, karena pasokan diperkirakan akan mengetat setelah pemotongan OPEC+. Pertempuran juga meningkat pekan lalu di Ukraina setelah Rusia menarik diri dari perjanjian koridor laut yang ditengahi PBB untuk ekspor biji-bijian.

"Sementara kenaikan suku bunga The Fed lainnya minggu ini dapat mendorong beberapa volatilitas harga secara jangka pendek, kami memperkirakan pengetatan kondisi pasar pada pengurangan pasokan OPEC dan meningkatkan spekulasi pasar stimulus lebih lanjut di China untuk terus mendorong harga lebih tinggi hingga kuartal III 2023," ucap seorang analis dari National Australian Bank kepada Reuters.

Investor telah menghargai kenaikan seperempat poin dari Th e Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa minggu ini sehingga fokusnya adalah pada apa yang Ketua Fed Jerome Powell dan Presiden ECB Christine Lagarde katakan tentang kenaikan suku bunga di masa depan.

Naiknya suku bunga telah mengurangi investasi dan memperkuat greenback, membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Pelaku pasar juga mengharapkan Beijing untuk menerapkan langkah-langkah stimulus yang ditargetkan dapat mendukung ekonominya yang lesu, kemungkinan meningkatkan permintaan minyak sebagai konsumen nomor dua di dunia.

Mengenai pasokan, Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei mengatakan pada hari Jumat bahwa tindakan OPEC+ untuk mendukung pasar minyak sudah cukup untuk saat ini.

Pekan lalu, perusahaan energi AS melakukan pemotongan rig minyak terdalam sejak awal Juni, dengan unit operasi turun dari tujuh menjadi 530, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.

sumber:CNBC Indonesia

 

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?