Pergerakan harga emas pekan ini menunjukkan variasi setelah mencapai puncak tertinggi sepanjang sejarah pada Selasa (27/8). Data dari CNBC menunjukkan bahwa pada penutupan perdagangan Jumat (30/8), harga emas di pasar spot berada di US$ 2.503,03 per troy ons, melemah 0,72% dalam sehari. Penurunan ini menghapus kenaikan sehari sebelumnya sebesar 0,76% dan menjauh dari level tertinggi sepanjang masa emas yang sempat dicapai pada Selasa di posisi US$2.524,57 per troy ons.
Namun, harga emas masih mampu bertahan di atas level psikologis US$ 2500 per troy ons. Selama bulan Agustus, harga emas berhasil naik 2,24%, menandai dua bulan berturut-turut emas berada dalam tren positif. Dalam seminggu, harga emas melemah 0,36%, memutus kenaikan pada dua minggu sebelumnya.
Penurunan harga emas di akhir pekan tampaknya merespon kenaikan indeks dolar Amerika Serikat (AS) atau DXY yang naik selama tiga hari berturut-turut. Pada Jumat, DXY berakhir di posisi 101,69 dan sudah naik hampir 1% dalam seminggu.
Penguatan indeks dolar AS terjadi setelah data ekonomi AS keluar lebih kuat dari perkiraan dan belanja konsumen meningkat. Ekonomi AS meningkat pada tingkat tahunan 3,0% pada kuartal terakhir, direvisi naik dari tingkat 2,8% yang dilaporkan bulan lalu, menurut Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan dalam estimasi kedua PDB kuartal kedua pada hari Kamis. Perekonomian tumbuh pada kecepatan 1,4% pada kuartal pertama.
Belanja konsumen, yang mencakup lebih dari dua pertiga ekonomi, meningkat pada tingkat 2,9% yang direvisi naik. Sebelumnya dilaporkan tumbuh pada kecepatan 2,3%, dan sebagian didorong oleh upah. Itu mengimbangi penurunan peringkat investasi bisnis, sebagian besar perangkat lunak. Ekspor dan investasi inventaris swasta juga direvisi turun.
Inflasi cukup moderat, sehingga meningkatkan daya beli konsumen. Semalam juga rilis PCE AS yang juga keluar hasil lebih baik dari ekspektasi. PCE Price Index pada Juli 2024 mengalami inflasi 2,5%, sama seperti bulan sebelumnya dan lebih baik dari ekspektasi pasar di 2,6%. Sementara dalam basis bulanan PCE price Index tumbuh 0,2%, sesuai ekspektasi pasar.
Hasil PCE yang sesuai ekspektasi setidaknya memberikan optimisme pada pelaku pasar yang potensi mendukung kebijakan pivot the Fed September mendatang secara soft landing. Namun, mode wait and see tampaknya masih akan menyelimuti sikap pelaku pasar untuk menanti lebih banyak isyarat tentang suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Chairman The Fed, Jerome Powell dalam pidato di simposium ekonomi Jackson Hole minggu lalu, mempersiapkan para hadirin untuk kemungkinan penurunan suku bunga di masa depan. Namun, ia tidak memberikan rincian tentang waktu atau tingkat potensi penurunan suku bunga. Arah keseluruhan untuk perubahan suku bunga di masa depan tampaknya jelas, tetapi secara spesifik mengenai kapan dan seberapa besar suku bunga akan diturunkan kemungkinan akan bergantung pada data ekonomi yang akan datang, pergeseran lanskap ekonomi, dan evaluasi risiko terkait.
Bagikan Berita Ini