Peningkatan harga minyak mentah dunia yang terjadi selama dua hari berturut-turut dan diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini dipicu oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) yang tidak sesuai ekspektasi, yang memperbesar peluang penurunan suku bunga. Pada hari Kamis, harga minyak mentah WTI dan Brent mengalami kenaikan. Hal yang sama terjadi pada pembukaan perdagangan hari Jumat.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen (IHK), yang merupakan pengukur inflasi utama, turun menjadi 3% pada bulan Juni 2024, dari 3,3% pada bulan Mei 2024. IHK ini mengukur perubahan harga di seluruh ekonomi AS, mulai dari buah-buahan dan sayuran hingga tiket konser dan peralatan rumah tangga.
Data inflasi yang melemah ini memicu harapan bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga. Hal ini didukung oleh penurunan indeks dolar AS yang akan mendukung harga minyak. Dolar AS yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan minyak berdenominasi dolar dari pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Namun, masih ada beberapa orang yang percaya bahwa prospek permintaan minyak lemah. Badan Energi Internasional (IEA) melihat pertumbuhan permintaan global melambat hingga di bawah satu juta barel per hari tahun ini dan tahun depan, terutama mencerminkan kontraksi konsumsi China. Sementara itu, kelompok produsen OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan dunia tidak berubah.
Bagikan Berita Ini