• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Pertimbangan BI dalam Mempertahankan Suku Bunga di Tengah Arus Dana Asing

Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung selama dua hari. Salah satu poin penting yang ditunggu oleh para pelaku pasar adalah pengumuman terkait suku bunga acuan. 

Dalam bulan ini, diperkirakan BI akan mempertahankan suku bunganya pada angka 6,25%. Sementara itu, suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility diperkirakan akan tetap pada angka 5,50% dan 7,00% secara berturut-turut. 

Hasil polling yang dilakukan oleh CNBC Indonesia menunjukkan bahwa para pelaku pasar berharap BI akan mempertahankan suku bunga. Dari 14 institusi yang terlibat dalam polling tersebut, semua memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di angka 6,25%.

Menurut Fithra Faisal Hastiadi, Senior Ekonom Samuel Sekuritas, BI masih memiliki kesempatan untuk menunggu dan melihat dalam satu hingga dua bulan ke depan sebelum memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga atau tidak. 

Fithra juga menambahkan bahwa dengan banyaknya dana asing yang masuk ke Indonesia belakangan ini, kenaikan suku bunga BI tidak diperlukan untuk saat ini. Hal ini terbukti dengan data yang menunjukkan bahwa arus dana asing terus mengalir ke Indonesia selama tiga minggu berturut-turut.

Data transaksi yang dirilis oleh BI pada tanggal 13-16 Mei 2024 menunjukkan bahwa investor asing di pasar keuangan domestik mencatat pembelian neto sebesar Rp22,06 triliun. 

Jumlah tersebut terdiri dari pembelian neto sebesar Rp5,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), penjualan neto sebesar Rp2,40 triliun di pasar saham, dan pembelian neto sebesar Rp19,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Pasar juga tampaknya akan mengantisipasi sikap The Fed yang akan diungkapkan dalam FOMC minutes atau risalah FOMC. Hal ini karena hari ini adalah hari perdagangan terakhir dalam minggu ini. 

Menjelang rilis FOMC minutes tersebut, beberapa pejabat The Fed akan memberikan pernyataan yang dianggap sebagai petunjuk bagi pasar untuk menebak arah kebijakan moneter bank sentral.

Gubernur Fed, Christopher Waller, dalam pernyataannya kepada Peterson Institute for International Economics di Washington mengatakan, "Tanpa adanya penurunan signifikan di pasar tenaga kerja, saya perlu melihat data inflasi yang baik selama beberapa bulan lagi sebelum saya dapat mendukung pelonggaran kebijakan moneter." 

Namun, ia juga membatasi spekulasi bahwa suku bunga mungkin perlu dinaikkan lagi agar permintaan cukup melemah guna mengurangi tekanan harga lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa data inflasi terbaru "meyakinkan" dan kemungkinan kenaikan suku bunga "sangat rendah." 

"Kami hanya tidak ingin terpuruk. Itu hal yang kritis," kata Waller. "Saat ini kami tidak melihat adanya indikasi bahwa tinggal di sini selama tiga atau empat bulan akan menyebabkan perekonomian terpuruk."

CNBC

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?