• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Rupiah Terpuruk Terhadap Dolar AS, PMI Manufaktur AS Mencatat Peningkatan yang Solid

Pada pembukaan sesi perdagangan hari ini (22/3), rupiah mengalami penurunan signifikan terhadap dolar AS. 

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah merosot ke Rp15.765/US$ atau melemah 0,7% dalam kurun waktu kurang dari 20 menit sejak perdagangan dimulai. Nilai ini merupakan yang paling rendah sejak 31 Januari 2024, atau sekitar dua bulan yang lalu.

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09:10 WIB terpantau menguat 0,67% ke posisi 104,11, angka yang lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (21/3) di angka 103,41. Pelemahan rupiah ini sebagian besar disebabkan oleh faktor eksternal setelah DXY mengalami lonjakan yang signifikan.

Laporan terbaru dari S&P Global mengenai Indeks Manajer Pembelian (PMI) menunjukkan bukan hanya peningkatan aktivitas, tetapi juga peningkatan harga yang harus dibayar. Hal ini berpotensi menambah tekanan inflasi, sesuatu yang tidak diantisipasi oleh bank sentral AS (The Fed) dalam pernyataannya pada hari Rabu.

PMI Manufaktur AS Global S&P naik ke level tertinggi dalam 21 bulan di 52,5 pada Maret 2024 dari 52,2 pada Februari, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 51,7, menurut perkiraan awal. Angka ini menunjukkan peningkatan yang solid dalam kesehatan sektor manufaktur, didukung oleh peningkatan tajam dalam output dan lapangan kerja.

Selain itu, waktu pengiriman pemasok terus membaik dari gangguan pada rantai pasokan yang terjadi pada awal tahun, dan semakin pendek pada bulan kedua.

CNBC

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?