• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Kementerian ESDM Ungkap Potensi Migas Besar di Lapangan Zulu dan Rencana Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari

Menurut pengumuman dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi sumber daya minyak dan gas bumi (migas) yang sangat besar. Lebih spesifik lagi, mereka mengungkapkan bahwa ada sekitar 800 juta barel hingga 1 miliar barel minyak dan gas bumi yang berpotensi dapat diekstraksi dari Lapangan Zulu, Blok Offshore North West Java (ONWJ).

Wilayah Kerja (WK) migas ini mencakup area yang sangat luas, mulai dari Kepulauan Seribu DKI Jakarta hingga Cirebon, Jawa Barat (Jabar). Hal ini menunjukkan bahwa potensi migas di Indonesia, khususnya di wilayah ini, sangat besar dan luas.

Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, juga menambahkan bahwa pemerintah telah berhasil mengidentifikasi beberapa area lapangan minyak dengan potensi yang cukup besar dan siap untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satu area yang paling menonjol adalah wilayah kerja (WK) ONWJ. Area ini saat ini dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebuah perusahaan energi terkemuka di Indonesia.

Dengan demikian, potensi sumber daya migas di Indonesia sangat besar dan menjanjikan, dan pemerintah berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memanfaatkan potensi ini untuk kepentingan bangsa. 

Dikutip dari CNBC, "ada 1 lapangan yang coba kita scope, lebih zoom adalah di laut yang dikelola ONWJ itu besar. Lapangan Zulu namanya. Tapi itu lapangannya heavy oil. Saya sarankan Pertamina eksploitasi itu. Zulu Gede banget. Volumenya bisa 800 juta barel sampai 1 miliar barel sumber daya. Itu bisa dikelola," kata Tutuka ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Jumat (15/3).

Awalnya, Tutuka mengakui bahwa target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari kemungkinan akan mengalami penundaan dari tahun 2030 menjadi tahun 2033. Hal ini dikarenakan penurunan produksi secara alami yang terus berlangsung.

Menurut Tutuka, upaya yang dilakukan saat ini di sektor hulu migas masih terbatas pada menghentikan penurunan produksi. Oleh karena itu, cukup sulit untuk meningkatkan produksi minyak tanpa adanya penemuan baru. "Tentu saja kemungkinan target tersebut bergeser ke tahun 2033. Itu masih rencana dari SKK Migas, tetapi menurut kami itu sangat mungkin," ujar Tutuka.

Meskipun demikian, pihaknya tetap berupaya untuk mencapai target produksi sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain dengan mencari cadangan Migas Non Konvensional (MNK) dan meningkatkan produksi minyak menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

"Jika kedua upaya tersebut berhasil, saya yakin keduanya akan memberikan kontribusi besar terhadap produksi minyak. Ini adalah pandangan dari perspektif Direktur Jenderal Migas," tambahnya.

CNBC

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?