• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Harga Emas Cenderung Flat, Tunggu Momen Kabar Dari AS

Harga emas menguat tipis ada awal perdagangan hari ini, setelah penurunan pada perdagangan sebelumnya karena para pelaku pasar bersiap untuk data inflasi Amerika Serikat (AS) pada pekan ini.

Dikutip dari CNBC, pada perdagangan Senin (26/2) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,25% di posisi US$ 2030,66 per troy ons. Harga emas bertahan di psikologis US$2.000 per troy ons setelah sempat jatuh ke level psikologis US$1.900 pada perdagangan 16 Februari 2024.

Sementara, hingga pukul 07:12 WIB Selasa (27/2), harga emas di pasar spot  naik tipis 0,05 % di posisi US$ 2031,62 per troy ons.

Emas turun pada perdagangan Senin karena fokus pasar beralih ke data inflasi AS yang akan dirilis pada minggu ini yang dapat mempengaruhi jadwal penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS, yang merupakan ukuran inflasi konsumen AS, merupakan faktor paling penting yang dipertimbangkan oleh The Fed ketika menetapkan suku bunga. Data PCE akan dirilis pada hari Kamis waktu AS dan diperkirakan meningkat sebesar 0,4% (bulan ke bulan).

"Jika data PCE keluar sedikit lebih hangat maka akan menjadi bearish untuk logam, namun emas akan mempertahankan kisaran US$2.000 per troy ons. Agar bisa turun di bawah itu, data ekonomi minggu ini harusnya sangat panas," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metal, kepada Reuters 

Komentar baru-baru ini dari  pejabat Federal Reserve menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa penurunan suku bunga akan terjadi sebelum bulan Juni. Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.

Namun, meskipun  inflasi lemah, situasinya tidak akan berubah pada pertemuan berikutnya di bulan Maret. Setidaknya, hal ini dapat memicu perdebatan yang lebih serius di dalam The Fed mengenai waktu penurunan suku bunga pertamanya, yang dapat berdampak positif bagi emas.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Ketika suku bunga AS naik, dolar AS dan imbal hasil  Treasury AS naik. Situasi ini tidak baik untuk emas, karena dolar yang kuat membuat pembelian emas menjadi lebih sulit dan mengurangi permintaan. Emas juga tidak memiliki imbal hasil (yield), sehingga ketika imbal hasil US Treasury naik, maka emas menjadi kurang menarik.

CNBC

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?