• company.vifxjogja@gmail.com
  • (0274) 2924181
News Photo

Inflasi AS dan Dampak Terhadap Neraca Perdagangan dan Produser Harga Indonesia

Nilai tukar rupiah stagnan terhadap dolar AS menunggu data inflasi AS dari sisi produsen yang diperkirakan turun.

Dikutip dari CNBC, rupiah ditutup stagnan 0% di angka Rp15.615/US$. Posisi ini sama dengan penutupan perdagangan kemarin (15/2). Sedangkan secara mingguan, rupiah terpantau menguat sebesar 0,1%.

Sementara DXY pada pukul 8.47 WIB menguat di angka 104,37 atau naik tipis 0,07%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 104,3.

Fluktuasi nilai tukar Rupiah saat ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dari sisi domestik, laporan yang dirilis BPS menunjukkan bahwa neraca perdagangan Indonesia lebih rendah dari perkiraan pelaku pasar.

Sebelumnya konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari sembilan lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2024 akan mencapai US$2,42 miliar

Sementara BPS kemarin mengumumkan neraca perdagangan Indonesia hanya surplus sebesar $2,01 miliar. Ekspor Indonesia turun 8,34% (month-on-month) menjadi $20,52 miliar pada Januari 2024. Impor meningkat sebesar $18,51 miliar, atau  0,36% (mom).

Producer Price Index/PPI yang akan dirilis malam nanti diperkirakan menurut konsensus naik 0,1% mtm sementara secara tahunan melandai menjadi 0,6% year on year/yoy pada Januari 2024.

Jika PPI benar terjadi ke level 0,6% yoy, hal ini akan memberikan angin segar bagi pasar keuangan global termasuk Indonesia karena inflasi dapat semakin ditekan mengingat posisi tersebut akan menjadi yang terendah sejak Juni 2023.

CNBC

Bagikan Berita Ini

Komentar

Apakah Anda ingin mendapatkan layanan berkualitas kami untuk Investasi?