Harga emas ambruk ke bawah US$ 2.000 setelah rilis inflasi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan pelaku pasar.
Dikutip dari CNBC, pada perdagangan Selasa (13/2), harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1992,89 per troy ons.Harga emas ambruk 1,33%. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 12 Desember 2023 atau dua bulan terakhir.
Pelemahan yang sangat dalam tersebut juga membuat harga emas terlempar dari level psikologis US$ 2.000 untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir.
Tingkat inflasi AS mencapai 3,1% (year-on-year) pada Januari 2024. Inflasi hanya sedikit menurun dibandingkan 3,4% pada Desember 2023. Tingkat inflasi jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar (hanya 2,9%).
Secara bulanan, inflasi aktual naik 0,3% pada Januari 2024 dibandingkan 0,2% pada Desember 2023. Inflasi melonjak karena kenaikan harga di sektor real estate dan makanan. Laju inflasi inti di luar energi dan pangan mencapai 3,9% (year-on-year) pada Januari 2024, sama dengan Desember 2023.
Inflasi AS yang masih panas ini membuat pelaku pasar semakin pesimis jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.
Hanya 8,5% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan Maret mendatang, menurut alat CME FedWatch. Faktanya, tiga minggu lalu, kemungkinan penurunan adalah 70%. Ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Mei turun menjadi 65,5% dari sekitar 70% pada minggu sebelumnya.
"Data (kenaikan) inflasi jelas bukan laporan yang ingin dilihat pelaku pasar saat ini. The Fed akan mencari pembenaran (untuk mempertahankan suku bunga tinggi) dengan inflasi yang masih sulit turun ini. Peluang pemangkasan suku bunga di Mei mungkin di bawah 50%," tutur analis Tai Wong, kepada Reuters.
Bagikan Berita Ini