Harga emas bergerak stagnan di tengah keraguan investor dan pelaku pasar akan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Dikutip dari CNB, harga emas pada perdagangan Jumat (9/2) ada di posisi US$2.033,31 per troy ons atau menguat 0,006%.
Pedagang dan investor emas terus mencermati pembelian konsumen di Tiongkok seiring dengan persiapan pasar logam mulia terbesar di dunia untuk merayakan Tahun Baru Imlek (CNY).
Meskipun membeli emas sebelum festival tahunan merupakan tradisi, ada sejumlah faktor unik yang dapat menyebabkan penjualan emas tahun ini bertepatan dengan perayaan kejutan Tahun Baru Imlek.
Tahun Baru tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 10 Februari, menandai awal Tahun Naga Kayu. Pekerja Tiongkok menikmati liburan dari tanggal 10 hingga 17 Februari.
Menurut Metals Focus, sebuah konsultan logam mulia independen yang berbasis di Tiongkok, sulit menentukan penjualan emas pada Tahun Baru ini karena beberapa faktor yang tidak biasa.
"Tahun Naga biasanya akan memberikan peningkatan besar pada permintaan perhiasan, karena ini adalah waktu yang sangat menguntungkan," kata mereka kepada Kitco News.
Konsultan Metals Focus juga melihat adanya "hambatan yang cukup besar" terhadap pembelian emas oleh konsumen di negara tersebut, termasuk "kondisi perekonomian China yang menantang."
Namun bukan hanya itu saja, kata analis Blue Line, Philippe Strible, harga emas yang fluktuatif cenderung stagnan karena pelaku pasar masih belum melihat kejelasan mengenai kebijakan The Fed di masa depan.
Bagikan Berita Ini