Harga emas bergerak lebih tinggi pada awal perdagangan hari ini, jelang pertemuan The Federal Reverse (The Fed) dan gejolak Timur Tengah yang belum kunjung mereda.
Senin (29/01) harga emas ditutup menguat 0.66% di posisi US$ 2031,58 per troy ons.
Dikutip dari CNBC, emas menguat pada perdagangan Senin karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven, sementara pasar juga sedang menunggu keputusan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) pada akhir pekan ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga AS yang pertama pada tahun ini.
Washington sedang mempertimbangkan tanggapannya terhadap serangan mematikan pertama terhadap pasukannya di Timur Tengah sejak perang Gaza dimulai setelah serangan pesawat tak berawak di timur laut Yordania pada akhir pekan menewaskan tiga prajurit AS dan melukai sedikitnya 34 orang.
"Hal ini telah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah lebih tinggi lagi, dan itulah yang menyebabkan uang berpindah ke pasar emas dan perak berdasarkan permintaan safe-haven," ujar Jim Wyckoff
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dijadwalkan untuk membuat keputusan mengenai pengaturan suku bunga pada hari Rabu, namun diperkirakan akan bersikap dovish, serupa dengan keputusannya pada pertemuan bulan Desember lalu.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Ketika suku bunga AS naik, dolar AS dan imbal hasil Treasury AS naik. Situasi ini tidak baik untuk emas, karena dolar yang kuat membuat pembelian emas menjadi lebih sulit dan mengurangi permintaan. Emas juga tidak memiliki imbal hasil, sehingga kenaikan imbal hasil Treasury AS membuat emas menjadi kurang menarik.
Bagikan Berita Ini