Nilai tukar rupiah melemah kembali terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini Rabu (10/1) di tengah berita buruk yang disampaikan oleh Bank Dunia. Hari ini, posisi rupiah menyentuh Rp 15.540/US$1, mengalami penurunan sebanyak 0,16%. Pelemahan ini berbeda dengan perdagangan kemarin, Selasa (9/1) di mana nilai rupiah berakhir di Rp 15.515/US$ atau mengalami penurunan sebesar 0,03%.
Dikutip dari CNBC, penguatan ini mengakhiri rangkaian tren menurun yang berlangsung sejak 2 Januari 2024. Penurunan nilai rupiah terjadi akibat kenaikan indeks dolar (DXY) dan adanya berita negatif dari Bank dunia. Laporan terbaru dari Bank dunia, yakni Global Economic Prospects January 2024, memperkirakan perlambatan ekonomi dunia sebesar 2,4% dibandingkan tahun 2023 dengan presentasi 2,6%. Ini merupakan pertama kali bagi mereka memproyeksikan penurunan pertumbuhan ekonomi dalam tiga tahun terakhir.
Bank Dunia juga memberi peringatan mengenai risiko besar yang dapat muncul dalam pertumbuhan di masa depan, termasuk konflik Timur Tengah, gangguan di pasar komoditas, mahalnya ongkos pinjaman, menurunnya ekonomi China, tingginya tingkat inflasi, serta perubahan iklim yang ekstrim. Selain itu, Bank Dunia mengingatkan bahwa Indonesia tidak akan lagi menerima manfaat dari lonjakan harga komoditas untuk tahun ini dan tahun depan, sementara juga akan terpengaruh dari penurunan ekonomi China.
Bagikan Berita Ini